Minggu, 28 April 2013

Wajah Baru Pendidikan di Medan


Mau cerita dikit ni, gak penting-penting amat sih, moga-moga bagi yang merasa bisa berbenah diri.

Beberapa hari yang lalu saya dapat amanah buat ngantar surat undangan ke suatu sekolah yang saya pernah sekolah disana beberapa tahun lalu. Akhirnya saya nemukan jawaban dari beberapa pertanyaan saya yang dulu saya lontarkan ke salah seorang almuni. ini nih pertanyaannya "bang, kenapa gak mau datang ke sini lagi? trus kenapa banyak perusahaan gak mau kerjasama dengan sekolah kita ya?", dia cuma jawab "ntar kalo dah tamat juga bakal tau, ntar juga bakal ngerasain yang dirasain perusahaan itu". Dan ternyata benar setelah tamat saya tau jawabannya (tapi baru beberapa hari yang lalu). berikut jawabannya;



ketika saya sampai di depan pintu masuk, saya ketemu salah seorang guru yang mempunyai jabatan penting, sebut saja bapak X. saya disambut seperti angin lalu. kemudian saya tinggalkan beliau, setelah beberapa langkah masuk melalui pintu depan saya ketemu dengan salah seorang guru yang mempunyai jabatan penting juga di sekolah itu, sebut saja bapak Y kemudian saya salam dia dengan ramah. saat itu, baru 4 kata yang saya lontarkan "Pak, ada undangan olimpiade", langsung dijawab "kasih aja bapak yang didepan itu". dengan perasaan yang agak kecewa saya kembali lagi ke bapak X yang saya jumpai pertama tadi, lama nunggu dia bicara dengan beberapa cleaning service, langsung saya sampaikan "maksud kedatangan saya mau ngantar undangan olimpiade kesini pak". awalnya senang beliau perhatikan saya, tapi yang saya dapat apa setelah itu? tiba-tiba dengan perubahan raut mukanya dia katakan dengan nada ngebentak, "mau saya ajarin cara ngantar surat?". dengan jawaban itu saya terkejut, dalam hati (bapak pikirlaa awak anak sd yang gak tau cara ngantar surat), dengan penuh kesabaran saya dengarkan apa yang dikatakannya blablablaa dan blaa, 2 menit lebih nyimak si bapak X ini. Dengan rasa yang sangat kecewa saya tinggalkan beliau sambil ngatakan "pak, saya dah tau semua yang bapak bilang, tapi saya jumpain bapak atas saran bapak Y tadi". sambil menghisap rokok si bapak X ini niggalin saya.



akhirnya saya putuskan buat ninggalin surat ini di piket sekolah. saya disambut seperti seseorang yang minta sumbangan. "ada perlu apa?" kata guru yang jaga piket. langsung tanpa basa-basi saya katakan "baca aja bu". sambil nunggu si ibu baca surat, datang bapak X dan bapak Y menghampiri saya. bapak Y ngatakan ke bapak X "ini seharusnya bapak X yang nerima, bapak kan ketua mgmp (kalo gak salah dengar) bapak juga yang jadwal ketua piket hari ni, olimpiade dah bukan ekskul lagi, jadi bukan aku yang nangani kan udah dibawahi langsung sama bapak". "yah itu gak urusan aku ini" jawab bapak X dengan sombongnya. kemudian dia berkata ke saya "kau antar aja ke tata usaha sana, kalo ada surat masuk harus kesana dulu". Dengan sabar saya antar sambil mikirin "kok saya pula yang ngantar? bukannya ini kerjaan piket ya? tapi ya mau gimana lagi?".



Lepas tu masuk ke ruang tata usaha, lagi lagi saya di sambut seperti seorang yang minta sumbangan. Ibu tata usaha: "(sambil nelfon) ada apa?" saya: "cuma mau ngantar surat bu" Ibu tata usaha: "sini, nanti kusampekan".

Dengan perasaan kecewa saya keluar dari ruangan, dan alhamdulillah ketemu lagi sama si bapak X dan Y tadi di piket. sambil senyum dan ngucapin salam ke mereka, saya hanya dapat jawaban "oke (dengan sombongnya)". dengan perasaan kecewa yang lumayan sangat saya tinggalkan sekolah itu, dan berharap dikesempatan yang akan datang si bapak X dan Y gak begini lagi.



Dari pengalaman ini saya dapat jawaban yang saya tanyakan beberapa tahun yang lalu ke beberapa orang alumni sekolah ini. inilah salah satu sebab sebagian alumni dan perusahaan yang gak mau berhubungan dengan ni sekolah. Setelah saya ceritakan pengalaman saya ini sama si alumni, dia cuma ketawa sambil ngucapkan "bagus dikorankan aj cerita mu, ato ceritakan aja ke kepsek baru tuh, biar gak cuma dapat jilatan dari orang tu aja si kepsek".

Semoga aja berita ni bisa sampe ke Bapak X dan Bapak Y (pastinya harus diterima dengan lapang dada). Agar mereka tersadarkan bahwa jabatan itu hanya sementara, barangkali karena dah lama megang jabatan kan bisa jadi lupa dengan tugas ato perlakuan yang gak layak itu.



Salam dari seorang siswa yang pernah belajar di sekolah yang katanya favorit ini.


By : zikri noer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar